This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 14 Mei 2011

BUDI DAYA TANAMAN KARET



I.      PENDAHULUAN

        A.    Latar Belakang

Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia, yaitu:
-             Salah satu komoditi penghasil devisa negara.
-             Tempat persediaanya lapangan kerja bagi penduduk.
-             Sumber penghasilan bagi petani karet
         B.    Syarat-syarat Tumbuh
       1.    Tanah
-            Tanah harus gembur
-            Kedalaman antara 1-2 meter
-            Tidak bercadas
-            PH tanah 3,5 – 7,0
-            Ketinggian tempat anatara 0 – 400 meter, paling baik pada ketinggian 0 – 200 meter, setiap kenaikan 200 meter matang sedap terlambat 6 bulan.
       2.     Iklim
-            Curah hujan minimum 1.500 mm pertahun, jumlah hari hujan 100 – 150 hari, curah hujan optimum 2.500 – 4.000 mm.
-            Hujan selain bermanfaat bagi pertumbuhan karet, ada hubungannya dengan pemungutan hasil, terutama jumlah hari hujan sering turun pada pagi hari
-            Unsur angin berpengaruh terhadap ;
-            Kerusakan tanaman akibat angin kencang,
-            Kelembaban sekitar tanaman,
-            Produksi akan berkurang.

II.      PERSIAPAN LAHAN

A.            Pengolahan Lahan.

1.       Penebangan dan pembakaran pohon yang ada pada lahan.
2.       Penyacaran lahan dari rumput yang ada.
3.           Pembajakan dengan traktor atau penggarpuan/pencangkulan dilakukan 3 kali, dengan tenggang waktu 1 bula, setelah pembajakan ke 3 lahan dibiarkan 2 minggu baru digaru.

         B.       Pencegahan Erosi

1.             Pembuatan teras, baik teras individu maupun teras bersambung di sesuaikan dengan kemiringan lahan.
2.             Pembuatan parit dan rorak, parit dibuat sejajar dengan lereng,saluran drainase memotong lereng dan rorak dibuat diantara barisan.
3.             Pengajiran, untuk menentukan letak tanaman dan meluruskan dalam barisan dengan cara sebagai berikut :
-     Tentukan arah Timur-Barat (TB) atau  Utara-Selatan (US).
-     Ukur pada TB jarak 6 meter atau 7 meter  dan 3 meter dari arah US.
4.    Penanaman penutup tanah, kegunaaanya : melindungi tanah dari sinar matahari langsung, erosi,  menekan pertumbuhan gulma, dan sebagai media hidup cacing.



III.    PENANAMAN

1.             Pembuatan lubang tanam dan pengajiran kedua.
2.             Jarak tanam untuk tanah ringan 45X45X30 Cm, untuk tanah berat 60 X 60 X 40 Cm.
3.             Lubang dibiarkan satu bulan atau lebih.
4.             Jenis penutup tanah; Puecaria Javanica, Colopogonium moconoides dan centrosema fubercens,penanaman dapat diatur atau ditugal setelah tanah diolah dan di bersihkan, jumlah bibit yang ditanam 15 – 20 Kg/Ha dengan perbandingan 1 : 5 : 4 antara Pueraria Javanoica : Colopoganium moconoides dan cetrosema fubercens
5.         Penanaman ; bibit ditanam pada lubang tanah yang telah dsiberi tanda dan ditekan sehingga leher akan tetap sejajar dengan permukaan tanah, tanah sekeliling bibit diinjak-injak sampai padat sehingga bibit tidak goyang, untuk stump mata tidur mata menghadap ke sekatan atau di sesuaikan dengan arah angin.

III.             PEMELIHARAAN

          1.      Penyulaman
-            Bibit yang baru ditanam selama tiga bulan pertama setelah tanam diamati terus menerus.
-            Tanaman yang mati segera diganti.
-            Klon tanaman  untuk penyulaman harus sama.
-            Penyulaman dilakukan sampai unsur 2 tahun.
-            Penyulaman setelah itu dapat berkurang atau terlambat pertumbuhannya.
         2.       Pemotongan Tunas Palsu
Tunas palsu dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 1 kali 2 minggu, sedangkan tunas liar dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian 1,80 meter.
          3.      Merangsang Percabangan
Bila    tanaman   2 – 3 tahun    dengan tinggi 3,5 meter  belum  mempunyai    cabang    perlu  diadakan perangsangan  dengan cara :
-                 Pengeringan batang (ring out)
-                 Pembungkusan pucuk daun (leaf felding)
-                 Penanggalan (tapping)
          4.      Pemupukan
Pemupukan dilakukan 2 kali setahun yaitu menjelang musim hujan dan akhir musim kemarau, sebelumnya tanaman dibersihkan dulu dari rerumputan dibuat larikan melingkar selama – 10 Cm. Pemupukan pertama kurang lebih 10 Cm dari pohon dan semakin besar disesuaikan dengan lingkaran tajuk.
                                                 Umur
(Bulan)
D o s i s      (gram/pohon)
Urea
Rock Pospat
(Rp)
MOP
Kleresit
Pupuk dasar
2 – 3
7 – 8
12
 18
24
36
48

-
75
75
100
100
250
275
300

200
150
150
175
175
400
400
400

-
50
50
62
62
150
200
200

-
50
50
50
50
100
100
100
            Cat : Jenis Pupuk dapat diganti asalkan kandungan unsur haranya setara.
          5.      Pemeliharaan Penutupan Tanah
         Tabel Waktu Dosis dan Cara Pemupukan Tanaman Penutup Tanah
Waktu
Dosis
Cara Pemberian
Saat tanam



Umur 3 bulan

20 Kg Fospat
alam atau sesuai
dengan berat bibit

200 – 300 fosphat
alam setiap hektar
Dicampur dan ditabur
bersama-sama dengan
 biji..

diatur dan ditabur, di
atur Leguinosa

          6.      Tumpangsari/Tanaman sela/intercroping
Syarat-syarat pelaksanaan tumpangsari :
-                Topografi tanah maksimum 11 (8%)
-                Pengusahaan tanaman sela diantara umur tanaman karet 0 – 2 tahun.
-                Jarak tanam karet sistem larikan 7 X 3 meter atu 6 X 4 meter.
-                Tanaman sela harus di pupuk.
-                Setelah tanaman sela dipanen segera diusahakan tanaman penutup tanah.

IV.         TEKNIK PERLINDUNGAN TANAMAN


         5.1.    HAMA
Hama adalah perusak tanamam yang berupa hewan seperti serangga, tungga, mamalia dan nematoda. Beberapa jenis yang cukup merugikan yaitu:
1.     Kutu Lak (Laccifer)
 Ciri-ciri :
-  Menyerang tanaman karet  dibawah 6 tahun.
-  Kutu berwarna jingga kemerahan dan terbungkus lapisan lak.
-  Mengeluarkan cairan madu, membuat jelaga hitam dan bercak pada tempat serangan.
-  Bagian yang diserang ranting dan daun lalu cairannya dihisap sehingga bagian tanaman yang terserang kering.
-  Penyebaran kutu lak dibantu semut gramang.
Pengendalian :
-  Lakukan pengawasan sedini mungkin.
-  Bila serangan ringan lakukan pengendalian secara mekanais, Fisik dan Biologis
-  Bila serangan berat, dengan Insektisida Albocinium 2% dan formalin 0,15% ditambah Surfaktan Citrowet 0,025%, penyemprotan interval 3 mg.
2.    Pscudococcus Citri
Ciri-ciri :
-  Stadia yang merusak adalah nympha dan imago berwarna kuning muda
-  Meyerang tanaman yang masih muda seperti ranting dan tangkai daun.
Pengendalian :
-  Bila serangan berat bisa menggunakan Insektisida jenis metamidofos dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05%-0,1%
-  Interval penyemprotan 1-2 mg

     5.2. PENYAKIT
Penyakit adalah gangguan yang terus menerus pada tanaman yang disebabakan oleh patogen, virus, bakteri dan jasad renix lain.
Beberapa jenis yang cukup merugikan antara lain:
1.      Penyakit Embun Tepung.
Penyebab
Gejala


Pengendalian

:
:


:
-
-

-
-



Cendawan Oidium heveae
Menyerang daun muda lalu  berbintik putih dan merangas   
Umumnya menyerang setelah musim gugur daun.
Secara mekanis dengan menanam klon yang sesuai ,     pemeliharaan yang intensif,  penyelarasan beban sadapan
Secara kimiawi dengan belerang circus dosis 3 – 5 Kg/Ha interval 3 – 5 hari.
2.      Penyakit Daun Colletotrichum
Penyebab
Gejala



Pengendalian
:
:



:
-
-


-
-
Colletotrichum gloeosporioides

Daun muda cacat dan  gugur, pucuk gundul daun bercak coklat, ditengah  bercak berwarna putih                          bintik hitam (spora)

Penyebab oleh angin dan hujan 
Dengan Fungisida

3.      Penyakit Kanker garis.
Penyebab
Gejala






Pengendalian
:
:


:

:

:
-
-


-

-

-

Phytophthora palmivora butl
Bidang sadapan terdapat garis vertikal berwarna hitam dan bisa masuk  sampai kebagian kayu dan kulit membusuk
Banyak timbul dimusim  penghujan dan kebun yang                          terlampau lembab
Makin rendah irisan, kemungkinan infeksi makin                          besar.
Secara mekanis penjarangan pemangkasan pelindung,      penanaman penutup tanah.
Secara Kimiawi dengan Fungisida (B.a. Kaptofol)

4.      Penyakit Jamur Upas.
Penyebab
Gejala

Pengendalian

:
:

:
-
-

-
Cortisium salmonicolor
Tajuk pada dahan / cabang akan layu sehingga tanaman
 lemah dan produksi turun.
Secara kimiawi luka akibat serangan dilumas dengan
fungisida bahan aktif tridermof  (Calizin Rm 2%).     

5.      Penyakit Bidang Sadapan
Penyebab
Gejala


Pengendalian
:
:


:
-
-

-
-
Ceratocystis Fimbriata
Menerang kulit bidang sadapan yaitu timbul selaput benang berwarna putih kelabu lalu
Penyebaran melalui spora  spora dan pisau sadap
Secara mekanis dengan mengurangi kelembaban.
Secara kimiawi dengan Fungisida bahan aktif  benomil     dan Kaptofol



6.      Penyakit Cendawan Akar putih.
Penyebab
Gejala


Pengendalian
:
:


:
-
-


-

-
-
-
Cendawan Fomes Lignosus
Daun kusam, menguning, layu dan akhirnya gugur
Tanaman bila dibongkar pada akar terdapat cendawan berwarna putih kekuningan    
Secara mekanis saat pembukaan lahan tunggul dan akar harus dibongkar
Penanaman 1-2 tahun  setelah pembongkaran
Tanaman sakit dibongkar lalu dibakar
Secara kimiawi akar yang terserang dipotong lalu          diolesi fungisida.                    

 

VI. PANEN DAN PASCA PANEN
     Tanda-tanda kebun mulai disadap :
Umur rata-rata 6 tahun atau 55% dari areal 1 hektar sudah mencapai lingkjar batang 45 Cm sampai dengan 50 Cm. Disadap berselang 1 hari atau 2 hari setengah lingkar batang, denga sistem sadapan/rumus S2-D2 atau S2-D3
Pengolahan lateks sebagai berikut :
-          Standar karet kebun diturunkan dari rata-rata 32% menjadi 16% dengan jalan memberi air yang bening atau yang bersih.
-          Kemudian dicampur dengancuka/setiap 1 Kg karet kering 350 s/d 375 Cc larutan 1% cuka.
-          Dibiarkan sampai beku.
-          Kemudian digiling dalam gilingan polos dan kembang, kemudian direndam rata-rata 60 menit.
-          Disadap selama 1 minggu
-          Kemudian dihasilkan dalam bentuk RSS I, II, III dan IV of sheet.

DAUN TUNGGAL DAN MAJEMUK


I. PENDAHULUAN

A. Dasar Teori

                        Morfologi tumbuhan merupakan cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri. Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar dan susunan tubuh tumbuh-tumbuhan (Susylowati, 2003).
                        Daun merupakan bagian terpenting dari tumbuh-tumbuhan yang pada umumnya setiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja, bagian tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (Nodus) batang, dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (Axilla).
Bagian-bagian daun :
1.   Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :                  
- Upih daun atau pelepah daun (Vagina)                                                       
            - Tangkai daun (Petiolus)                                                                                            - Helaian daun (Lamina)
      2.   Daun tidak lengkap yaitu : apabila salah satu atau dua dari ketiga bagian daun lengkap tidak ada.
            Susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan :
            - Daun bertangkai, hanya terdiri atas tangkai daun dan helaian daun.
    - Daun berupih atau daun daun berpelepah, hanya terdiri atas upih dan helaian.
            - Daun duduk (Sessilis), hanya terdiri dari helaian saja.
- Filodia, daun hanya terdiri atas tangkai saja, dalam hal ini tangkai tadi biasanya pipih sehingga menyerupai helaian daun, jadi merupakan suatu helaian daun semu.
Selain bagian-bagian tersebut, daun pada suatu tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap, antara lain berupa :
1.      Daun penumpu (Stipula), yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa daun kecil dekat dengan pangkal tangkai daun yang berguna untuk melindungi kuncup-kuncup yang masih muda.
2.      Selaput bumbung (Ocrea), selaput tipis yang menyelubungi pangkal suatu ruas batang.
3.      Lidah-lidah (Ligula), suatu se;aput kecil yang terdapat pada batas upih dan helaian daun.
Upih daun atau pelepah daun (Vagina)
      Tidak semua tumbuhan mempunyai daun yang berupih. Daun yang berupih hanya terdapatpada golongan tumbuh-tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledoneae).
Tangkai daun (Petiolus)
      Tiap jenis tumbuh-tumbuhan mempunyai bentuk dan ukuran tangkai daun yang berbeda-beda, bahkan pada suatu tumbuhan ukuran dan bentuk tangkai daunnya dapat berbeda.
      Macam-macam bentuk tangkai daun, jika dilihat pada penampang melintangnya antara lain :   - Bulat dan berongga
                      - Pipih dan tepinya melebar
                      - Bersegi
                      - Setengah lingkaran
Helaian daun
      Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian kita sebagai petunjuk untuk mengenal jenis atau macam-macam tumbuh-tumbuhan antara lain :
1.      Bangun/bentuk keseluruhan dari daun (Circumscriptio)
2.      Ujung daun (Apex folli)
3.      Pangkal daun (Basis folli)
4.      Tepi daun (Margo folli)
5.      Susunan tulang daun (Nervatio)
6.      Daging daun (Intervenium)
7.      Permukaan daun, baik atas maupun bawah daun (Susylowati, 2003)

Mengenai daun dan susunannya, Benson (1957) telah membagi susunan daun menjadi tiga susunan dasar yaitu :
o   Palmate
o   Pamately trifoliate
o   Pinnately trifoliate  (Zainal Abidin,(1984)
Daun tunggal (Folium simplex), bagian-bagiannya yaitu :
Pelepah, Tangkai daun, dan helai daun
Bentuk helai daun
             Bangun daun mengingat macam ragamnya, diadakan penggolongan berdasarkan letak dari bagiannya yang terbesar.
1.      Lebar dibagian tengah helaian daun
2.      Lebar bagian bawah daripada daun
3.      Lebar bagian atas daripada daun
4.      Daun yang sama lebarnya (paralel)
5.      Pangkal helai daun
6.      Tulang daun
7.      Bentuk tulang daun
8.      Bentuk dari tepi daun
9.      Lekukan rangka daun
10.  Permukaan helai daun
11.  Daging daun (I Gusti M. Tantra, 1980)

Daun majemuk (Folium compositum)
             Jika pada tangkai daun hanya terdapat satu helaian daun saja dinamakan daun tunggal, sedangkan jika tangkai daun bercabang-cabang, dan pada cabang-cabang terdapat helaian daun. Jadi pada satu tangkai terdapat lebih dari satu daun.
Bagian-bagian dari daun majemuk :
1.      Ibu tangkai daun (Petiolus communis)
2.      Tangkai anak daun (Petiololus)
3.      Anak daun (Foliolum)
4.      Upih daun (Vagina)

             Menurut susunan anak daun pada satu tangkainya : daun majemuk dapat dibedakan dalam 4 golongan :
o   Daun majemuk menyirip (Pinnatus)
o   Daun majemuk menjari (Palmatus)
o   Daun majemuk bangun kaki (Pedatus)
o   Daun majemuk campuran (Digitato pinatus)  (Susylowati, 2003)




B. TUJUAN

Tujuan dari acara V (daun tunggal) yaitu :
            Mengenal bagian-bagian dari daun tunggal, bangunnya, ujung, pangkal, tulang, tepi, daging daun dan alat-alat tambahan lainnya.

Tujuan dari acara VI (daun majemuk) yaitu :
            Mengenal susunan daun majemuk dan bagian-bagiannya.

 

II.METODE

A. Waktu dan tempat

      Waktu praktikum      : Hari Rabu, 28 April 2004, pukul 08.00-11.00.
Tempat praktikum     : Laboratorium Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman.
B.   Bahan dan alat
      a.    Bahan dari acara daun tunggal :
            1. Daun kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis)
             2. Daun bambu (Bambusa sp)
             3. Daun ubi kayu (Manihot esculenta)
             4. Daun jagung (Zea mays)
      b.   Bahan dari acara daun majemuk :
             1. Daun mawar (Rosa sp)
             2. Daun kacang Panjang (
             3. Daun kembang merak (Caesalpinia pulcherrima)
      c.    Alat-alat yang diperlukan :
             1. Buku gambar
             2. Pensil
             3. Penghapus
             4. Mistar


C. Cara Kerja
      a.    Cara kerja daun tunggal :
1.      Menulis nama dari preparatnya dan familynya.
2.      Bagian-bagian dari daun lengkap dan daun tidak lengkap kita gambar dan dengan keterangannya dalam bahasa Indonesia dan tulisan latin.
3.      Dari tiap-tiap bahan kita gambar, dan kita sebutkan :                                       
   a. Bangun daun (Circumscriptio)                                                                
   b. Ujung daun (Apex folli)                                                                      
  c. Pangkal daun (Basis folli)                                                                           
 d. Tulang daun (Nervatio)                                                                          
  e. Tepi daun (Margo folli)                                                                        
 f. Daging daun (Intervenium)                                                                  
g. Warna daun                                                                                                  
h. Permukaan helaian atas daun
     
      b.   Cara kerja daun majemuk :
1.      Menggambar dan diberi keterangan mengenai bagian-bagian :             
 a. Daun penumpu (Stipula)                                                                    
 b. Ibu tangkai (Petiolus communis)                                                      
c. Ruas-ruas tangkai I,II dan seterusnya                                                          
d. Anak daun (Faliolus)
2.      Menyebutkan susunan daun majemuk
3.      Membuat description dari tiap anak daun.

IV. PEMBAHASAN


Daun tunggal
            Pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) yang familinya Malvacea, warna daun hijau tua, permukaan atas daun halus, daging daun tipis, ujung daun meruncing, tulang daun menyirip, tepi daun berlekuk menyirip, memiliki helaian daun,  memiliki tulang-tulang cabang, mamiliki urat-urat daun, dan memiliki tangkai daun. Daun kembang sepatu merupakan  daun tidak lengkap dan dapat disebut juga daun bertangkai karena hanya terdiri atas tangkai dan helaian daun saja.
            Pada daun ubi kayu (Manihot esculenta), yang familinya Euphorbiaceae, warna daun hijau muda, permukaan atas daun lembut, daging daun tipis, ujung daun runcing, tulang daunnya menjari, tepi daun berbentuk rata, memiliki tulang-tulang cabang daun, memiliki urat-urat daun, pangkal daunnya bertemu terjadi pada sisi yang sama terhadap tangkai yang sama. Daun ubi kayu merupakan daun tidak lengkap dan disebut juga daun bertangkai, dan daunnya berbentuk menjari.
            Pada daun jagung (Zea mays) yang familinya Poaceae, yang warna daunnya hijau, permukaan atas daun kasar, daging daun tipis, ujung daun runcing, bangun daun berbentuk memanjang dimana panjangnya lebih dari lebarnya, tulang daun  bertulang sejajar, tepi daun rata tapi agak bergerigi, pangkal daun tumpul, memiliki upih daun, karena jagung termasuk golongan tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae). Daun jagung merupakan daun tidak lengkap dan dapat juga disebut daun berupih atau daun berpelepah karena hanya terdiri atas upih dan helaian.
            Pada daun bambu (Bambusa sp) yang familinya Poaceae, warna daun hijau tua, permukaan atas daun kasar, daging daun tipis, ujung daun berbentuk runcing, bangun daun berbentuk memanjang, tulang daun sejajar, tepi daun rata, pangkal daun tumpul, tangkai daun bulat dan berongga, memiliki pelepah karena bambu termasuk golongan monocotyl. Daun bambu merupakan daun yang sempurna karena terdiri dari tangkai, upih dan helaian.

Daun Majemuk
            Pada daun mawar (Rosa sp), ujung daunnya meruncing dan agak berduri, tulang daun menyirip, tepi daun berduri, pangkal daun bulat telur, tangkai anak daun berbentuk agak bulat, anak daun dikiri dan kanan dari ibu tangkai daun, ibu tangkai daun berbentuk pipih.Daun mawar merupakan daun majemuk menyirip.
            Pada daun sikejut (Mimosa pudica), ujung daun membulat, tulang daun menyirip, tepi daun lurus atau rata, pangkal daun bulat telur, tangkai anak daun berbentuk bulat dilapisi oleh duri, anak daun terdapat dikiri dan kanan dari ibu tangkai daun, ibu tangkai daun bulat dan berduri.Daun sikejut merupakan daun menyirip.
            Pada daun kembang merak (Caesalpinia pulcherrima), ujung daunnya terbelah, tulang daun menyirip, tepi daun rata, tangkai anak daun berbentuk bulat padat, anak daun terdapat dikiri dan kanan dari ibu tangkai faun, dan memiliki ibu tangkai daun. Daun kembang merak merupakan daun majemuk menyirip (pinnatus), yang dimana daun majemuk yang anak daunnya terdapat dikanan dan dikiri ibu tangkai daun.


V. KESIMPULAN


            Pada daun kembang sepatu merupakan daun tidak lengkap dan dapat disebut juga daun bertangkai, karena hanya terdiri atas tangkai dan helaian daun saja. Daun ubi kayu merupakan daun tidak lengkap dan disebut juga daun bertangkai dan daunnya berbentuk menjari. Pelepah pada jagung yaitu daunnya mempunyai pelepah, karena jagung termasuk golongan tumbuhan berbij tunggal. Daun jagung merupakan daun tidak lengkap dan disebut daun berupih/daun berpelepah, karena hanya terdiri atas upih dan helaian. Daun bambu merupakan daun lengkap, karena hanya terdir atas tangkai, upih, dan helaian. Daun mawar merupakan daun majemuk menyirip. Daun sikejut merupakan daun majemuk menyirip dan juga kembang merak, karena anak daunnya terdapat dikanan dan kiri ibu tangkai daun.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More