I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan
Perguruan Tinggi merupakan lembaga ilmiah yang berupaya untuk menciptakan mahasiswa yang berkualitas yang memiliki kemampuan yang tinggi, profesional, dan mempunyai kepekaan yang tajam dalam menangkap berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan.
Dalam era pemanfaatan sumber daya manusia yang berkualitas, mahasiswa sebagai penerus bangsa terutama dalam pembangunan dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, antara lain, dengan meningkatkan intelektualitas melalui pendidikan penelitian ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga diperlukan adanya kegiatan yang terencana untuk melatih dan mendidik mahasiswa agar menjadi intelektual muda yang berkualitas dan tanggap terhadap permasalahan yang timbul dalam kehidupan masyarakat.
Hal ini juga sebagai jawaban terhadap tantangan pembangunan masa depan yang menuntut manusia Indonesia untuk meningkatkan profesionalisme yang ada pada dirinya agar mampu bersaing serta memanfaatkan peluang yang ada. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa yang merupakan salah satu aset pembangunan nasional tidak hanya berkecimpung di dunia pendidikan kampus, tetapi juga berkiprah serta berperan aktif dalam mempraktekkan ilmunya dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya suatu wadah pembinaan.
Satu diantara wadah pembinaan yang dapat dijadikan kerangka dasar peningkatan pengetahuan mahasiswa Program Studi Agronomi adalah kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) melalui instansi atau lembaga–lembaga terkait.
Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan sarana mahasiswa untuk melihat serta mengetahui perkembangan dunia luar setelah belajar di bangku kuliah yang diperoleh dalam perkuliahan. Format kegiatan PKL menuntut mahasiswa turun langsung ke lapangan. Sehingga mendapatkan kenyataan–kenyataan dalam memadukan serta mengaplikasikan ilmu teori dan praktek agar dapat memberikan solusi yang terbaik di lapangan.
Melalui PKL, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman terbaru sebagai bekal terjun ke dunia kerja yang ada di luar, yang semakin maju dengan perkembangan teknologinya.
1.2. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Tujuan dan manfaat praktek kerja lapangan (PKL) ini adalah :
1. Meningkatkan wawasan dan kemampuan mahasiswa di luar lingkungan kampus dalam mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat serta dapat memberikan solusi secara langsung masalah yang dihadapi di lapangan serta nantinya dapat membandingkan dengan ilmu yang telah di dapat di bangku kuliah.
3. Melatih mahasiswa untuk dapat belajar mengambil keputusan terhadap masalah–masalah yang di hadapi di lapangan tersebut.
4. Dapat menjadikan pengalaman di lapangan sebagai tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana teori–teori yang dapat diterapkan di lapangan.
5. Mahasiswa dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan.
Manfaat yang didapatkan dengan adanya praktek kerja lapangan ini adalah mahasiswa dapat memadukan ilmu yang di dapat di bangku kuliah dengan hasil–hasil praktek kerja lapangan yang nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat.
II. PROFIL INSTANSI
2.1. Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Barat
Kabupaten Kutai Barat dengan ibu kota Sendawar merupakan pemekaran dari wilayah Kabupaten Kutai yang ditetapkan berdasarkan UU Nomor 47 tahun 1999 tentang pemekaran wilayah provinsi dan kabupaten di Kalimantan Timur yaitu bersamaan dengan dibentuknya Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang tanggal 4 Oktober 1999 yang peresmiannya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 28 Oktober 1999.
Pada awal terbentuknya Kabupaten Kutai Barat hanya terdiri dari 15 kecamatan, namun sejalan dengan perkembangan pembangunan dan pemerataan pelayanan di wilayah Kutai Barat, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2003 dari 15 kecamatan dimekarkan menjadi 21 kecamatan.
Pembangunan di wilayah Kutai Barat dari tahun ke tahun terus meningkat, begitu juga dengan realisasi penerimaan daerahnya cenderung meningkat. Namun struktur perekonomian Kutai Barat sampai dengan tahun 2007 terlihat masih bertumpu pada sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui. Hal itu tercermin dari nilai distribusi PDRB atas dasar harga berlaku yang masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai 49,66 %. Kondisi yang demikian menunjukkan perlunya dorongan dalam proses transformasi ekonomi Kabupaten Kutai Barat dari sektor primer yang tidak dapat diperbaharui ke sektor primer yang dapat diperbaharui serta ke sektor sekunder dan tersier terutama dalam upaya menjaga kontinyuitas dan stabilitas pembangunan daerah.
Salah satu sektor yang terus dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Kutai Barat adalah sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan (sungai, danau, rawa). Sektor ini merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui, dan ke depan, pembangunannya akan semakin meningkat seiring dengan semakin menurunnya sumberdaya pada sektor yang tidak dapat diperbaharui.
Sektor pertanian mempunyai peran yang sangat penting, selain dalam rangka pemerataan pembangunan wilayah, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), juga dalam rangka memenuhi dan menjaga stabilitas ketahanan pangan baik nabati maupun hewani di wilayah ini. Apalagi sumberdaya alam di wilayah ini mempunyai potensi yang cukup besar untuk mendukung pembangunan dan perkembangan sektor perkebunan, tanaman pangan, peternakan dan perikanan.
Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan, Peternakan, dan Perikanan (DISBUNTANAKAN) merupakan salah satu instansi teknis yang ruang lingkup kerjanya bersinggungan langsung dengan sektor pertanian. Tugas yang diemban oleh dinas ini cukup berat terutama dalam upayanya menjadikan sub-sektor perkebunan, tanaman pangan, peternakan dan perikanan sebagai leading sector pembangunan di Kutai Barat. Oleh karena itu, salah satu langkah strategis yang perlu diambil dalam rangka membantu dinas ini agar dapat berperan secara optimal dalam pembangunan di sektor pertanian adalah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan, Peternakan, dan Perikanan yang nantinya dijadikan sebagai acuan dalam meningkatkan daya dukung pembangunan sub-sektor perkebunan, tanaman pangan, peternakan dan perikanan di Kabupaten Kutai Barat. Dengan demikian sub-sektor ini diharapkan dapat tergali secara optimal, dan ke depan diharapkan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap struktur perekonomian dan pembangunan daerah Kutai Barat.
Disusunnya renstra ini selain memenuhi amanat dari pasal 11 ayat b Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa pembangunan pertanian merupakan salah satu bidang kewajiban dan kewenangan pemerintah kabupaten/kota, juga untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas terhadap program-program yang telah disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2006-2011 sektor pertanian. Karena itu, Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Kutai Barat harus terus menerus melakukan pembenahan yang disusun dalam suatu tahapan yang konsisten dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan akuntabilitas yang berorientasi kepada pencapaian hasil.
Perencanaan strategis ini merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Kutai Barat dalam pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang saat ini dijadikan sebagai salah satu instrumen pertanggung jawaban. Perencanaan ini merupakan pengintegrasian antara sumberdaya (SDM dan sarana/prasarana) yang dimiliki Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Kutai Barat dengan berbagai potensi sumberdaya pertanian yang tersedia di wilayah Kutai Barat, sehingga ke depan diharapkan mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan lokal-regional, nasional dan global.
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini di laksanakan pada pertengahan bulan januari-februari 2010 yaitu dari tanggal 25 januari s.d 13 februari, atau ± 3 minggu waktu pelaksanaan. Jadwal dan perencanaan dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2
3.2. Tempat/Lokasi
Tempat pelaksanaan kegiatan PKL dilaksanakan di DISBUNTANAKAN tepatnya di P3A (Pusat Percontohan Pelayanan dan Agribisnis) desa Empas Sendawar Kecamatan Melak, Kabupaten Kutai Barat.
No Uraian Kegiatan Minggu / Hari
I II III
S S R K J S S R K J S S R K J
1. Pertemuan dan pengarahan √ √
2. Orientasi lapangan √ √
3. Penyusunan program kerja √ √
4. Pelaksanaan kegiatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Penyusunan laporan √ √ √ √ √
6. Presentasi
3.3. Tabel 1. Jadwal dan Rincian Kegiatan Harian
3.4. Tabel 2. Rincian kegiatan harian
NO JENIS KEGIATAN WAKTU TEMPAT PENANGGUNG JAWAB
1 Survei Lokasi 24-01-2010 P3A EMPAS Aliansyah, SP
2 Penyambutan dan pengarahan 25-01-2010 DISBUNTANAKAN & P3A EMPAS Aliansyah, SP
3 Penyusunan Program Kerja PKL 26-01-2010 P3A EMPAS Seluruh anggota PKL & Asari
4 Materi Buah Naga
a. Pengenalan Bibit
b. Pengenalan Pupuk dan Dosisnya
c. System Penanaman dan Jarak Tanam 27-01-2010 P3A EMPAS Asari
5 Penyiangan pembibitan Buah Naga
- Perbaikan Drainase 28-01-2010 P3A EMPAS Aliansyah, SP, Asari, & R.Geminar
6 Panen Raya Buah Naga dan Rambutan 29-01-2010 P3A EMPAS Kepala DISBUNTANAKAN KUBAR & P3A EMPAS
7 Kunjungan ke tempat pengembangan buah naga P4S DIPA TANI Sumber Rejo 01-02-2010 Desa Sumber Rejo Andi Burhan Badurahman Abdullah ( Budi ) & Asari
8 Kunjungan ke Balai Benih Ikan ( BBI ) Mentiwan 02-02-2010 Mentiwan Iman Pujianto, S.Pi (Kepala BBI Mentiwan) & Ashari
9 Pengenalan alat mekanisasi pertanian 03-02-2010 P3A EMPAS Asari & R. Geminar
10 Pengolahan lahan dengan alat mekanisasi pertanian( farm tractor) 04-02-2010 P3A EMPAS Asari
11 Mengikuti kegiatan Badan Narkotika Kab. Kutai Barat (pendukung acara) 05-02-2010 MELAK H. Didik Effendi. S.Sos, M.Si (Wakil Bupati KUBAR) & Albert Yahya
12 Pemasangan tiang panjatan buah naga
-pembuatan laporan 08-02-2010 P3A EMPAS Kepala P3A EMPAS & Staf
-kelompok I
13 Penanaman buah naga
-pembuatan laporan 09-02-2010 P3A EMPAS Asari & R. Geminar
14 Pemupukan buah naga
-pembuatan laporan 10-02-2010 P3A EMPAS Asari & R. Geminar
15 Pemanenan buah naga
-pembuatan laporan 11-02-2010 P3A EMPAS R. Geminar (Kepala P3A EMPAS) & Asari
16 Pelepasan dan perpisahan
-kembali ke Samarinda 12-02-2010 DISBU NTANAKAN & P3A EMPAS Ir. H. Achmad Sofyan, MM (Kepala DISBUNTANAKAN KUBAR)
IV. HASIL KEGIATAN
4.1. Survei Lokasi
Kegiatan survei lokasi dimaksudkan untuk mengetahui tempat kegiatan praktek kerja lapangan berlangsung.
Gambar 1. Kegiatan survei lapangan
Survei lapangan dilakukan di Pusat Percontohan Pelayanan dan Agribisnis ( P3A ) desa Empas Kecamatan Melak Kabupaten Kutai Barat. Kegiatan survei lapangan ini dilakukan pada hari minggu pukul 13.00 wita s.d selesai. Kegiatan ini meliputi survei :
- Tempat tinggal selama praktek berlangsung
- Tempat kegiatan praktek
- Kebun buah naga
- Kantor dinas P3A Empas
. Akan tetapi karena keadaan rumah dinas yang disediakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Barat kurang lengkap dan belum bisa untuk dihuni serta jauh dari perkampungan, maka sesuai dengan kesepakatan bersama antara pihak dinas dan mahasiswa peserta PKL. Maka ditetapkan, mahasiswa peserta PKL dapat menempati rumah salah satu pegawai P3A Empas sebagai tempat tinggal dan jarak tempuh ke tempat praktek mudah dijangkau.
4.2. PENYAMBUTAN DAN PENGARAHAN
Penyambutan dan pengarahan dilakukan di dua tempat yakni DISBUNTANAKAN Kabupaten Kutai Barat dan P3A Empas.
Gambar 2. Penyambutan peserta PKL Faperta Unmul 2010 di SBUNTANAKAN & P3A EMPAS
Penyambutan di DISBUNTANAKAN KUBAR diawali dengan upacara pagi sekaligus penyambutan peserta PKL Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Setelah upacara selesai, dilanjutkan dengan pengarahan oleh Kepala Bagian dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, sebagai acuan dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan. Selanjutnya penyambutan di laksanakan di wilayah lokasi kegiatan praktek kerja lapangan akan berlangsung yakni di P3A Empas.
Penyambutan sendiri dipimpin oleh Kepala Bagian Tanaman Pangan dan Hortikultura DISBUNTANAKAN Kabupaten Kutai Barat, dikarenakan Kepala DISBUNTANAKAN Kabupaten Kutai Barat tidak berada di tempat.
4.3. PENYUSUNAN PROGRAM KERJA PKL
Penyusunan program praktek kerja lapangan (PKL) dimaksudkan sebagai pedoman dan acuan dalam melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan. Program kerja yang disusun berdasarkan atas pedoman program kerja di P3A Empas dan juga berdasarkan atas keputusan bersama pembimbing lapangan dan mahasiswa. Program kerja PKL disusun juga berdasarkan rentang waktu yang ditetapkan oleh Fakultas Pertanian Univarsitas Mulawarman.
4.4. KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN I
Kegiatan praktek kerja lapangan ini di fokuskan pada pengembangan dan budidaya buah naga (Hylocereus costaricensis) dengan pembahasan sebagai berikut:
1. BUAH NAGA (Hylocereus costaricensi )
Tanaman buah naga adalah tanaman yang baru dikenal oleh sebagian masyarakat Indonesia, sehingga tanaman ini merupakan pendatang baru bagi dunia pertanian Indonesia. Pengembangan tanaman buah naga sangat mungkin dilaksanakan karena cocok di kembangkan di daerah tropis. Untuk wilayah Kalimantan Timur baru Kabupaten Kutai Barat yang membudidayakan dalam skala uji coba dengan buah yang manis sekitar 16 briks.
Agar tanaman ini dapat lebih memasyarakat, maka dalam bab ini akan diuraikan dengan jelas tentang buah naga atau dragon fruit. Buah Naga (Hylocereus costaricensis) atau dragon fruit adalah tanaman kaktus yang berbentuk segitiga. Buah naga dikenal lantaran dipromosikan sebagai penyeimbang kadar gula dalam darah, pencegah kanker ususdan mengurangi kolesterol. Selain itu dapat juga digunakan untuk menyembuhkan panas dalam dan sariawan, mengurangi keluhan keputihan serta menjaga kesehatan mulut.
Gambar 3. Tanaman buah naga (Hylocereus costaricencis),
Buah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau famili Cactaceae dan sub famili Hylocereanea, genus Hylocereus. Genus ini terdiri dari sekitar 16 spesies. Jenis yang sudah dibudidayakan di Indonesia dan memiliki nilai komersial yang tinggi adalah Hylocereus undatus (berdaging putih) dan Hylocereus costaricensis (daging merah). Buah naga berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan ini sudah lama dimanfaatkan buahnya untuk konsumsi segar.
Tanaman ini merupakan tanaman memanjat, sifat tanaman epifit. Secara morfologis tanaman ini termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki daun. Buah naga tumbuh dengan ketinggian 0-400 dpl, suhu 26 C – 27 C, dengan kelembaban 60-80, dengan pH tanah antara 5-7.
Akar tanaman merambat dan menempel pada tanaman lain atau tiang panjatan. Perakaran tanaman buah naga sangat tahan dengan kekeringan dan tidak tahan dengan genangan air yang cukup lama, akar tanaman tidak terlalu panjang dan terbentuk akar cabang. Dari akar cabang tumbuh akar rambut yang sangat kecil, lembut dan banyak.
Bentuk batang segi tiga dan berwarna hijau kebiru-biruan dan ungu, mengandung air dalam bentuk lendir dan berlapiskan lilin bila sudah dewasa. Batang dan cabang ini berfungsi sebagai daun dalam proses asimilasi. Batangnya mengandung kambium yang berfungsi untuk pertumbuhan tanaman. Dari batang dan cabang tumbuh duri-duri yang keras, tetapi sangat pendek sehingga tidak mencolok. Biasanya jumlah duri di setiap titik tumbuh pada batang sekitar 4-5 buah. Letak duri tersebut pada tepi siku-siku batang maupun cabang.
Bunga buah naga berwarna putih serta bentuknya mirip bunga wijaya kusuma. Kuncup bunga yang sudah berukuran panjang sekitar 30 cm akan mulai mekar pada sore hari, bunga mekar penuh pada sekitar tengah malam. Bunga buah naga berbentuk menyerupai terompet mamanjang yang menyebarkan bau yang harum.
Buah berbentuk bulat panjang serta berdaging warna merah dan sangat tebal. Letak buah pada umumnya mendekati ujung cabang atau batang. Bentuk buah naga bulat lonjong. Kulit buahnya dipenuhi sisik yang dianalogikan sebagai sisik seekor ular naga, beratnya sekitar 400 gram sampai 600 gram.
Biji berwarna hitam dengan berukuran kecil dan bulat. Kulit biji sangat tipis, tetapi keras. Biji merupakan organ perkembangbiakan, tetapi jarang dipakai, setiap buah terdapat sekitar 1200 – 2000 biji.
Jenis Buah Naga Yang Bernilai Ekonomi Tinggi
Buah naga terdiri atas 16 spesies, namun yang bernilai ekonomi tinggi dan tingkat pertumbuhannya sangat baik dan cocok dikembangkan di Kalimantan Timur khususnya Kabupaten Kutai Barat ada 3 Jenis yaitu :
a. Hylocereus undatus
Jenis ini populer dengan nama White pitaya, kulitnya berwarna merah dan daging berwarna putih. Warna merah ini sangat kontras dengan warna daging buah. Pada kulit buah terdapat sisik atau jumbai berwarna hijau. Di dalam buah terdapat biji berwarna hitam. Berat buah rata-rata 400-500 gram, bahkan ada yang dapat mencapai 650 gram. Rasa buahnya masam bercampur manis. Dibanding jenis lainnya, kadar kemanisannya tergolong rendah, sekitar 10-13 briks. Batang tanamannya berwarna hijau tua.
b. Hylocereus polyrhizus
Hylocereus polyrhizus memiliki buah dengan kulit berwarna merah dan daging berwarna merah keunguan. Kulitnya terdapat sisik atau jumbai hijau. Rasa buah lebih manis di dibanding Hylocereus undatus, kadar kemanisan 13-15 briks. Tanaman ini lebih kekar dibanding Hylocereus undatus. Duri pada batang dan cabang berjarak lebih rapat. Jenis ini sangat rajin berbunga, bahkan cenderung berbunga sepanjang tahun. Rata-rata buahnya hanya sekitar 400 gram.
c. Hylocereus costaricencis
Tanaman ini disebut buah naga berdaging super merah dibanding dengan Hylocereus polyrhizus daging buahnya lebih merah, batangnya bersosok lebih besar. Batang dan cabangnya akan berwarna loreng saat berumur tua. Berat buah sekitar 400-500 gram. Rasanya manis dengan kadar kemanisan mencapai 15-17 briks.
Walaupun disebut buah naga, sosoknya lebih mirip buah nanas ketimbang naga. Bentuk buah naga sendiri lonjong dengan bobot kurang lebih 500 gram. Kulit setebal 2-3 mm berwarna merah jambu berjumbai hijau. Seluruh permukaan daging buah yang dapat dimakan ini penuh biji-biji lembut. Rasanya manis agak masam, namun terasa segar dilidah.
Sebagai buah meja, cara mengkonsumsinya pun cukup beragam, buah ini dapat dimakan biasa, diolah menjadi selai atau campuran es krim. Rasanya manis dan segar bahkan lebih manis dari semangka. Buah naga umumnya dimakan dan didiamkan di lemari pendingin agar terasa segar dan dingin. Daging buah yang lembut mirip salju di sendoki, dengan tekstur yang lembut dan menyegarkan.
2. TEKNIK BUDIDAYA BUAH NAGA
a. Pembibitan
Pembibitan buah naga dapat dilakukan dengan cara langsung ditanam, di letakkan di polybag atau guludan agar kemudian di persiapkan sebagai bibit. Bibit buah naga dapat diperoleh dari sulur yang telah berwarna hijau tua dan berproduksi sebanyak 4 buah, atau dapat juga diambil dari pemangkasan sulur. Akan tetapi,apabila sulur yang dimanfaatkan untuk bibit masih belum tua atau berumur muda akan mudah mengalami kematian karena kandungan air belum maksimal.
Gambar 4. Pembibitan buah naga
Sulur yang digunakan untuk pembibitan terlebih dahulu dipotong dengan ukuran 15-25 cm dengan metode memotong sulur meruncing ke arah pangkal. Setelah bibit dipotong, kemudian dikeringkan selama 2-3 hari dengan maksud mengeringkan getah pada sulur agar bibit tidak membusuk pada saat dipindahkan baik ke lapangan langsung maupun ke tempat persemaian. Setelah bibit dipindahkan kelapangan atau persemaian, tunas akan tumbuh pada umur 4-6 minggu.
b. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah. Tanah dicangkul 20-30 cm dan dibiarkan terbuka agar mendapat sinar matahari langsung, sehingga akan membantu memusnahkan pathogen. Lahan untuk menanam buah naga harus gembur, karena akar buah naga adalah akar yang merayap dipermukaan tanah.
c. Pembuatan Lubang Tanam
Buat lubang tanam yang berukuran 60 x 60 cm dan kedalaman 25 cm. Setelah lubang tanam telah siap, masukkan media tanam kedalam lubang tanam lalu disiram. Media tanam yang digunakan berupa kompos 7 kg, pasir 5 kg, dan kapur 10 kg. Komposisi ini digunakan untuk satu lubang tanam, kompos digunakan untuk memperbaiki struktur serta menambah hara dalam tanah, pasir diguakan karena buah naga merupakan tanaman yang memiliki akar serabut atau merupakan tanaman menjalar sehingga pasir berguna sebagai media penyeimbang kepadatan tanah.
d. Memasang tiang penyangga
Buah naga tergolong jenis tanaman merambat sehinnga membutuhkan tiang panjatan. Tiang panjatan harus kuat agar menopang beratnya tanaman. Selain kuat, tiang panjatan harus mampu bertahan selama beberapa tahun. Hal ini bertujuan agar usaha budidaya tanaman mendapatkan keuntungan. Tiang panjatan yang dapat bertahan lama adalah beton dan kayu ulin.
Kayu ulin yang biasa digunakan adalah yang berukuran 5 cm x 5 cm x 200 cm. jarak antara tiang penyangga adalah 2,5 m x 2,5 m yang merupakan jarak tanam ideal untuk tanaman buah naga. Akan tetapi jarak tanam yang digunakan juga tergantung dari areal lahan yang dimiliki, misalnya 1 m x 1 m dengan selalu memperhatikan pemangkasannya setelah tanaman berkembang dan berproduksi.
e. Penanaman
Setelah tanah diolah, digemburkan, dan dibuatkan lubang tanam, bibit buah naga atau stek yang sudah disiapkan dapat segera ditanam. Penanaman bibit ini harus ekstra hati-hati. Kedalaman stek harus diperhatikan. Penanaman yang terlalu dalam dapat menyebabkan bibit terhambat pertumbuhannya. Tanah sebagai media tanam untuk buah naga ini terlebih dahulu diberi pupuk, pasir, dan kapur dengan perbandingan 7:5:10 untuk komposisi setiap lubang tanam.
Gambar 5. Kegiatan penanaman bibit buah naga dilapangan,
Dalam 1 lubang dapat ditanami 4 bibit buah naga. Masukkan bibit stek sedalam 10 cm bila panjang stek 50-80 cm atau sekitar 20% panjang bibit bila panjangnya kurang dari 50 cm. Pembenaman empat stek tersebut harus merapat pada tiang panjat secara melingkar. Jarak setiap stek dengan pangkal tiang panjatan sekitar 10 cm.
Posisi merapat ke tiang panjatan dapat menjamin sulur tanaman memeluk tiang panjatan. Setelah itu, ikat keempat bibit tersebut pada tiang panjatan dengan tali rafia agar tidak mudah jatuh. Pengikatan bibit tersebut jangan terlalu erat karena akan dapat merusak permukaan dan daging bibit.
3. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan buah naga bertujuan untuk melindungi tanaman dari serangan hama seperti bekicot, semut merah, dan serangan jamur. Selain itu bertujuan untuk mempersiapkan tanaman agar bisa cepat berbuah dengan cara pemangkasan cabang dan ujung cabang serta pemberian pupuk secara berkala.
Pemangkasan tunas cabang bertujuan untuk mengatur pembuahan. Buah naga yang dibiarkan tumbuh subur penuh cabang dibagian batangnya, akan lambat berbuah dan hanya memperbanyak cabang saja.
Cabang boleh dipelihara jika tumbuh pada ujung atas batang, itupun jumlahnya harus dibatasi agar berat buah naga mencapai 500 gram perbuah. Untuk menghasilkan buah yang berkualitas, percabangan harus diatur. Pengaturan cabang yang baik adalah 1-3-5. Dengan rincian 1 batang utama, 3 cabang utama (primer), dan 5 cabang kedua (sekunder).
Pemangkasan ujung cabang juga merupakan cara untuk mengatur pertumbuhan buah naga. Pemangkasan ujung cabang dilakukan pada cabang utama dan cabang kedua yang menjadi tempat munculnya calon bunga yang nantinya akan menjadi buah.
Gambar 6. Kegiatan pemeliharaan buah naga, melingkupi penyiangan, pemupukan, dan pemangkasan sulur yang telah tua dan berproduksi untuk dijadikan bibit.
Cabang yang ujungnya dipotong akan mempercepat pembungaan. Hal ini terjadi karena ujung dan batangnya menjaadi tua. Buah naga hanya mau berbuah pada cabang yang telah menua dan tidak ditumbuhi oleh tunas baru. Karena itu jika tumbuh tunas barru maka tunas itu harus dipotong. Untuk lebih jelasnya pemupukan berkala dengan pupuk kimia dan pemupukan berkala dengan pupuk kandang dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3. Pemupukan Berkala dengan Pupuk Kimia
Periode Pemupukan
Umur Tanaman
Jenis Pupuk
Dosis
Keterangan
Awal tanam 1 hari TSP
KCL
ZA 60 gr
60 gr
20 gr
Pupuk dasar
Bulan I 1 bulan NPK Mutiara 1 sdk makan Per tanaman
Bulan II 2 bulan NPK Mutiara 1 sdk makan Per tanaman
Bulan III 3 bulan NPK Mutiara 1 sdk makan Per tanaman
Bulan IV 4 bulan NPK Mutiara 1 sdk makan Per tanaman
Bulan V 5 bulan NPK Mutiara 1 sdk makan Per tanaman
Bulan VII 7 bulan TSP
KCL
Grow more 2 sdk makan
2 sdk makan
1 sdk makan
+ 5 ltr air Di campurkan
Disiramkan di 1 tiang
Bulan VIII 8 bulan TSP
KCL
Grow more 2 sdk makan
2 sdk makan
1 sdk makan
+ 5 ltr air Di campurkan
Disiramkan di 1 tiang
Bulan IX 9 bulan Grow more 1 sdk makan
+ 5 ltr air Disiramkan di 1 tiang
Bulan X 10 bulan Grow more 1 sdk makan
+ 5 ltr air Disiramkan di 1 tiang
Bulan XI 11 bulan - - Sdg berbuah
Bulan XII 12 bulan - - Sdg berbuah
Tabel 4. Pemupukan Berkala dengan Pupuk Kandang
Periode Pemupukan
Umur Tanaman Jenis Pupuk Dosis Keterangan
Awal tanam 1 hari Kompos
Abu sekam padi
Pupuk kandang
Top soil 2 kg
2 kg
2 kg
2 kg
Pupuk dasar
Bulan I 1 bulan Pupuk kandang 4 kg Per tanaman
Bulan II 2 bulan Pupuk kandang 4 kg Per tanaman
Bulan III 3 bulan Pupuk kandang 6 kg Per tanaman
Bulan IV 4 bulan Pupuk kandang 6 kg Per tanaman
Bulan V 5 bulan Pupuk kandang 8 kg Per tanaman
Bulan VI 6 bulan Pupuk kandang 8 kg Per tanaman
Bulan VII 7 bulan Air seni kambing 1 ltr + 5 liter air Di siramkan per tiang
Bulan VIII 8 bulan Pupuk kandang 10 kg Per tanaman
Bulan IX 9 bulan Air seni kambing 1 ltr + 5 liter air Di siramkan per tiang
Bulan X 10 bulan Pupuk kandang 10 kg Per tanaman
Bulan XI 11 bulan - - Sdg berbuah
Bulan XII 12 bulan - - Sdg berbuah
Interval pemupukan diulang setiap tahun dan dosisnya dinaikkan 10 % setiap tahun.
4. PEMANENAN
Buah naga dapat dipanen pertama kali saat tanaman sudah berumur 1 (satu) tahun. Untuk merangsang pembuahan ketika tanaman berumur 1 (satu) tahun ujung cabangnya dipangkas 5-10 cm selang beberapa minggu kemudian, bunga muncul dekat potongan cabang tadi atau tepat dimata tunas. Buah dapat dipanen pada saat buah mencapai 55 hari setelah bunga mekar. Produksi per pohon tanaman umur 1 tahun 10 buah.
Setelah panen selesai, batang tua yang pernah berbuah harus dipotong supaya tumbuh batang baru. Biasanya batang baru tumbuh besar dan menghadap kelangit, dengan demikian bunga sepenuhnya dapat menerima sinar matahari dan kualitas bunga serta buahnya akan lebih baik.
Gambar 7. Kegiatan pemanenan buah naga di lapangan.
Kalau pengaturan bagus, tanaman berumur 2 tahun bisa berproduksi 50 buah per tanaman dengan berat kurang lebih 500 garm/buah. Di kabupaten Kutai Barat musim panen buah naga jatuh pada bulan Desember sampai bulan Juni.
Cara memetik buah naga adalah dengan mengggunakan gunting stek dan sebaiknya tunggu sampai buah benar-benar matang yang ditandai dengan kulit buah yang mengkilat dan berwarna merah serta berbau wangi. Setelah dipetik sebaiknya dibiarkan beberapa lama jangan langsung dimakan, sehingga buah akan terasa lebih manis.
5. BUAH NAGA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN
Untuk di daerah Jawa gairah menanam buah naga semakin besar, karena melihat hasil yang didapatkan dalam membudidayakan buah naga juga besar. Jika menanam 1000 batang dan tiap batang menghasilkan buah naga 2 kg dengan harga Rp. 30.000,- per kilo gramnya maka diperkirakan akan mendapatkan hasil sekitar Rp. 60.000.000,- pada panen pertama.
Minat untuk menanam buah naga tak melulu milik perorangan. Pemda Kabupaten Kulonprogo membuka kebun seluas 3 ha di desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang. Buah naga dikembangkan untuk kepentingan masyarakat. Rencananya Pemda Kulonprogo mengelola lima tahun. Selanjutnya sisa produksi yang bisa mencapai 20 tahun diserahkan kepada masyarakat. Hal serupa juga dikembangkan Pemda Banjarnegara yang membudidayakan 500 bibit di Kecamatan Sigaluh.
Di beberapa Daerah Buah naga bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pertanian (Hortikultura) karena buah naga ini bernilai ekonomi tinggi dan bermuara ekspor. Jika di negara lain panen 1 kali dalam setahun, sedangkan Indonesia sebagai negara tropis khususnya Kabupaten Kutai Barat bisa panen 2 kali setahun.
Berdasar produktifitas buah yang tinggi, Masa panen yang relatif singkat sekitar 8 bulan, Pasar terjamin dan harga yang mahal serta kesesuain iklim Kutai Barat yang cocok. Membuat kami berinisiatif untuk mengembangkan buah naga skala rumah tangga dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang tidak produktif. Jika tiap rumah tangga menanam 100 batang diperkirakan satu rumah tangga akan menghasilkan Rp.12.000.000,- tiap tahun dengan 2 kali panen atau Rp. 1.000.000,- per bulan. Ini berarti Misi Pemkab Kutai Barat tahun 2006 – 2011 yaitu pemberdayaan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian akan lebih cepat terwujud.
Buah naga sangat prospek untuk menjadi komoditas unggulan Kabupaten Kutai Barat setelah tanaman karet, Durian dan Kemiri. Peluang ini harus segera direalisasikan dengan membuat kebun demplot seluas 1 ha dengan jumlah bibit sekitar 6400 bibit. Perkiraan pada panen pertama akan didapatkan 12.8 ton buah naga dan bibit sekitar 12.800 batang bibit.
Ini berarti sudah tersedia bibit sekitar 12.800 atau 128 rumah tangga, yang dibagikan 6 rumah tangga per kecamatan. Pada panen kedua akan meningkat lagi bibit yang disediakan sehingga pada tahun kelima diprediksi semua rumah tangga di Kabupaten Kutai Barat menanam Buah Naga.
4.5. PANEN RAYA BUAH NAGA
Kegiatan panen raya buah naga diikuti oleh seluruh komponen dari DISBUNTANAKAN Kabupaten Kutai Barat yang merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya. Akan tetapi kegiatan panen raya ini juga tergantung dari produksi buah yang ada di perkebunan P3A Empas. Dalam hal ini di pimpin langsung oleh kepala DISBUNTANAKAN Kabupaten Kutai Barat. Adapun buah yang dipanen adalah buah rambutan varietas garuda dan buah naga.
4.6. PENGENALAN ALAT-ALAT PERTANIAN
Pengenalan alat pertanian adalah kegiatan tambahan mengenai peralatan mesin pertanian yang dipakai oleh P3A Empas dalam pengolahan lahan. Disamping untuk menambah pengetahuan, peserta PKL juga mencoba menggunakan alat-alat pertanian tersebut.
4.7. KEGIATAN KUNJUNGAN DINAS
Kunjungan dinas yang dilakukan peserta PKL yang pertama adalah dengan mengunjungi Pusat Pelatihan Pertanian & Pedesaan Swadaya (P4S DIPA TANI) Kabupaten Kutai Barat. Kunjungan ini bertujuan untuk menambah dan memperdalam pengetahuan tentang budidaya buah naga. Dengan kegiatan diskusi dan tanya jawab antara peserta PKL dengan pimipinan P4S DIPA TANI Sumber Rejo, diperoleh tambahan pengetahuan tentang buah naga serta teknik budidayanya.
Gambar 8. kunjungan ke Pusat Pelatihan Pertanian & Pedesaan swadaya (P4S DIPA TANI) Sumber Rejo Kabupaten Kutai Barat
Kunjungan yang kedua adalah dengan mengunjungi Balai Benih Ikan (BBI) Mentiwan.
Gambar 9. Kegiatan Kunjungan ke Balai Benih Ikan ( BBI ) Mentiwan, Dinas Perikanan DISBUNTANAKAN Kabupaten Kutai Barat.
Kegiatan dilakukan dengan diskusi dengan kepala BBI Mentiwan dan mengelilingi tempat-tempat penangkaran ikan, serta pembibitan ikan. Kunjungan ke Balai Benih Ikan Mentiwan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan umum peserta PKL tentang perikanan dan budidayanya.
4.8. KEGIATAN EKSTERN
Kegiatan ekstern yang dilakukan oleh peserta PKL adalah dengan menjadi pendukung acara dalam kegiatan Badan Narkotika (BNK) Kabupaten Kutai Barat. Kegiatan ini di pimpin oleh Wakil Bupati Kabupaten Kutai Barat yang juga merangkap sebagai ketua umum BNK Kabupaten Kutai Barat. Kegiatan ini adalah bersifat sosial karena disamping menambah pengetahuan juga membawa nama Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman Samarinda di lingkup masyarakat Kabupaten Kutai Barat.
Gambar 10. Kegiatan ekstern diluar kegiatan PKL sebagai bentuk sosial kemasyarakatan. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Narkotika Kabupaten Kutai Barat. Bentuk acaranya adalah lomba-lomba yang dinamakan “SEMARAK WARNA-WARNI FANTASI BADAN NARKOTIKA KAB. KUTAI BARAT”. Acara ini dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Kab. Kutai Barat, dan peserta PKL dipercayakan sebagai pendukung acara.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Dalam kegiatan praktek kerja lapangan yang telah dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman di DISBUNTANAKAN Kabupaten Kutai Barat pada P3A Empas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Tanaman buah naga adalah tanaman yang baru dikenal oleh sebagian masyarakat Indonesia, sehingga tanaman ini merupakan pendatang baru bagi dunia pertanian..
2. Jenis yang sudah dibudidayakan di Indonesia dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi adalah Hylocereus undatus (berdaging putih) dan Hylocereus costaricensis (daging merah).
3. Perkembangan tanaman buah naga di wilayah Kabupaten Kutai Barat cukup berkembang karena potensi daya dukung alam dan lingkungannya serta skala usahanya secara ekonomis dapat dikategorikan sebagai salah satu peluang bisnis. Budidaya buah naga dapatdiharapkan menjadi suatu peluang dibidang agribisnis yang sangat prospektif.
4. Dalam budidaya buah naga perlu perawatan yang baik, diantaranya yang paling penting adakah pemupukan, penyiangan gulma, serta penguasaan teknik budidaya buah naga yang di dukung oleh pengetahuan tentang tanaman buah naga.
5.2. SARAN
Adapun saran-saran sebagai evaluasi bersama dari hasil Praktek . kerja lapangan yang kami lakukan Adapun saran-saran tersebut adalah :
1. Sebaiknya melakukan survei lapangan terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan praktek kerja lapangan, karena dengan survei lapangan bertujuan agar kita dapat mengetahui tempat tinggal kita selama praktek berlangsung, dan tempat kegiatan praktek kerja lapangan dilakukan.
2. Dalam melakukan kegiatan paraktek kerja lapangan, sebaiknya dibuat jadwal kegiatan terlebih dahulu agar menjdi pedoman dalam melaksanakan kegiatan dilapangan.
3. Dalam melakukan pengembangan dan budidaya buah naga, pemeliharaan yang intensif sebaiknya dilakukan, agar mendapatkan hasil yang maksimal terutama pada saat pemangkasan dan pemupukannya.
4. Untuk batang panjatan yang lebih efisien, lebih baik menggunakan kayu ulin dari pada beton. Karena disamping kuatnya perakaran panjatan buah naga, juga efisien dalam hal waktu penanaman.
5. Buah naga yang ingin dikembangkan sebaiknya berasal dari jenis Hylocereus costaricensis (daging merah). Disamping memiliki khasiat yang banyak bagi kesehatan, juga memiliki rasa yang manis dan enak dari jenis-jenis yang lainnya.
1 komentar:
mati satu tumbuh seribu
Posting Komentar